Minggu, 08 Juli 2012

Review: Wanderlust (2012)

0 komentar


Disutradarai oleh David Wain yang sebelumnya sukses mengarahkan Wet Hot American Summer (2001) dan Role Models (2008), Wanderlust berkisah mengenai pasangan muda, George (Paul Rudd) dan Linda (Jennifer Aniston), yang memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen kecil – namun dengan harga yang sangat mahal – di kota New York, Amerika Serikat. George sendiri sedang bersiap untuk sebuah promosi jabatan di perusahaan tempat ia bekerja sementara Linda akan merintis karirnya sebagai seorang pembuat film dengan menjual sebuah film dokumenter yang ia buat ke HBO. Sayangnya, hanya dalam hitungan waktu yang singkat, mimpi George dan Linda hilang begitu saja. George kehilangan pekerjaannya sementara film dokumenter yang diproduksi Linda ditolak mentah-mentah oleh pihak HBO. George dan Linda harus segera keluar dari apartemen mewah mereka sekaligus pindah dari kota New York.

Setelah mendapatkan sebuah tawaran kerja dari kakaknya, yang sebenarnya ia benci karena begitu arogan, Rick (Ken Marino), George dan Linda akhirnya melakukan perjalanan untuk pindah ke kota Georgia. Dalam perjalanan, keduanya kemudian menemukan sebuah tempat bernama Elysium yang ternyata merupakan tempat berkumpulnya sebuah komunitas hippie – yang menjalani kehidupan mereka secara bebas, penuh perdamaian dan jauh dari jangkauan teknologi modern. Kagum dengan semangat kebebasan dan tingkah laku yang positif dari para anggota komunitas tersebut, George dan Linda kemudian memutuskan untuk mencoba untuk bergabung dengan mereka. Sebuah awal yang dinilai cukup menyenangkan, namun ternyata lama-kelamaan memberikan banyak permasalahan tersendiri dalam kehidupan percintaan keduanya.

Tidak banyak hal baru yang dapat ditawarkan oleh Wanderlust. Naskah cerita yang ditulis sendiri oleh David Wain dan Ken Marino tidak pernah benar-benar mampu menyelami terlalu dalam setiap karakter yang hadir dalam jalan cerita film ini maupun berbagai masalah yang terjadi pada mereka. Plot cerita yang ditampilkan juga cukup umum dalam berbagai jalan cerita film-film drama komedi rilisan Hollywood. Penonton sepertinya akan mudah untuk menebak kemana Wain akan membawa jalan cerita Wanderlust, karakter mana yang kemudian akan menjadi penghalang utama dalam kehidupan percintaan kedua karakter utamanya hingga masalah-masalah yang dihadapi oleh para karakter utama sebelum akhirnya dapat menemukan jalan keluar. Mudah ditebak.

Namun, tentu saja, kebanyakan penonton tidak akan menyaksikan film ini untuk mendapatkan petualangan dari sisi drama dan emosional film ini – yang sayangnya juga gagal tergali dengan baik. Wanderlust yang menawarkan nama David Wain, Paul Rudd dan Jennifer Aniston jelas akan membuat semua orang menunggu berbagai adegan komikal yang akan mampu mengocok perut mereka. Well… beberapa adegan komedi dalam film ini mampu memberikan momen-momen menyenangkan tersebut. Namun jika dibandingkan dengan durasi 98 menit yang dihadirkan film ini, momen-momen komedi yang jumlahnya terbatas tersebut jelas terasa sangat minim dan kurang berhasil.

Walaupun hadir dengan karakterisasi yang juga begitu terbatas dan sepertinya akan membuat banyak penonton tidak merasa peduli dengan karakter-karakter yang hadir di film ini, para jajaran pengisi departemen akting film ini harus diakui mampu memberikan penampilan terbaik mereka. Paul Rudd dan Jennifer Aniston hadir dalam chemistry yang sangat erat satu sama lain, walaupun jelas sangat terasa kalau mereka diberikan sebuah material karakter yang begitu terbatas. Nama-nama lain seperti Justin Theroux, Malin Åkerman, Alan Alda, Ken Marino hingga Kathryn Hahn juga mampu menyuplai karakter-karakter yang meyakinkan – walau sulit untuk disukai atau diberikan simpati.

Sejujurnya, Wanderlust sama sekali bukanlah sebuah presentasi yang buruk. Hanya saja, untuk seseorang yang sebelumnya pernah menghasilkan komedi yang benar-benar tajam seperti David Wain, Wanderlust jelas terasa terlalu dangkal, mudah ditebak dan begitu kekurangan momen-momen menyenangkan yang seharusnya dapat membuat film ini mampu tampil lebih kuat lagi. Untungnya, beberapa momen komedi yang tampil sekaligus penampilan apik para jajaran pemerannya masih cukup untuk dijadikan amunisi Wanderlust sehingga terhindar menjadi sebuah film komedi yang datar dan benar-benar gagal. Bukan sebuah karya produksi yang istimewa.


Leave a Reply