Jumat, 06 Juli 2012

Review Film Moneyball

0 komentar

Moneyball (2011)

Billy Beane: ” I made one decision in my life based on money. And I swore I would never do it again.”
Film yang diangkat dari buku karangan Michael Lewis dengan judul Moneyball: The Art of Winning ini mengisahkan perjuangan seorang general manager dari Oakland Athletics yang mencoba cara baru untuk memenangkan liga baseball di Amerika.
General manager  Oakland Athletics, Billy Beane (Brad Pitt) kesal setelah timnya kalah dari New York Yankees pada pertandingan pasca-musim. Bintang terbaiknya yakni Johnny Damon, Jason Giambi, and Jason Isringhausen pun harus pergi meninggalkan A’s (singkatan untuk Athletics). Dengan dana untuk membeli pemain yang terbatas, Beane harus memutar otak dan mencari cara untuk membangun sebuah tim yang dapat bertahan di liga. Saat kunjungannya ke Cleveland Indians, Beane bertemu dengan Peter Brand (Jonah Hill), seorang sarjana ekonomi yang memakai statistic pemain untuk melihat kualitas mereka. Tertarik dengan cara Peter bekerja, Beane merekrutnya menjadi asisten pribadinya.
Berbagai pemain telah menjadi pilihan Beane dan Peter sebagai pemain baru bagi A’s. Namun, para scout menganggap ide Beane sebuah usaha bunuhdiri dan hanya akan membuat A’s semakin terpuruk. Begitu juga dengan Art (Phillip Seymour Hoffmann), pelatih A’s yang menentang perbuatan Beane. Seiring berjalannya waktu, Oakland Athletics dengan skuad barunya menunjukkan kualitas yang sebenarnya, dan memecahkan rekor tak terkalahkan di Major League Baseball.
Sebuah film yang menginspirasi, di mana sebuah tim yang seakan ‘putus asa’ dan membeli pemain yang diuji berdasarkan statistic dapat menjadi salah satu tim baseball terbaik di Amerika Serikat. Film-film tentang olahraga memang menjadi favorit saya, dan Moneyball telah menambah panjang daftar film drama olahraga yang telah saya tonton.
Sulit dipungkiri memang, mengakui bahwa umur Brad Pitt sudah hampir menginjak setengah abad, namun tidak menghalanginya untuk tetap berakting dengan kualitas di atas rata-rata dan membuat dirinya masuk nominasi Best Actor dalam Academy Awards ke-84 lalu. Jonah Hill juga bermain dengan sangat baik, terlihat dari perannya menjadi nerd yang banyak tahu tapi tidak berani untuk berbicara sebelum disuruh.
Sinematografinya juga menurut saya bisa dibilang keren, terutama pada scene-scene yang meilbatkan pertandingan di Coliseum. Apalagi saat Hatteberg melakukan home run di menit-menit akhir film. Dan meskipun banyak terdapat dialog-dialog panjang, tetapi Moneyball tidak menjadi film yang membosankan dan bisa tetap menjaga penonton agar menonton dari awal hingga akhir.
Memang sebuah film yang menarik dan menginspirasi. Tidak heran Moneyball berhasil mendapatkan 6 nominasi di Academy Awards (namun sayangnya tidak berhasil membawa pulang satupun), karena Moneyball berhak untuk mendapat nominasi itu berkat kualitas dari segi cerita, akting, serta penyutradaraannya. It’s not about money.

Leave a Reply