Tampilkan postingan dengan label Kartun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kartun. Tampilkan semua postingan
Jumat, 06 Juli 2012

Puss in Boots (2011)

0 komentar

My name would become legend… – Puss.
Sebuah spin-off dari Shrek saga ini mengisahkan kehidupan Puss (Antonio Banderas) yang hidup menjadi seekor pencuri ulung yang dicari banyak orang. Konflik bermula ketika Puss memiliki rencana untuk mencuri kacang ajaib dari Jack (Billy Bob Thornton) & Jill (Amy Sedaris) dan mencuri telur emas. Namun, sebelum ia sempat mencuri kacang tersebut, seekor kucing lain muncul dan menggagalkan aksinya. Adalah Kitty Softpaws (Salma Hayek), kucing suruhan Humpty Dumpty (Zach Galifianakis).
Humpty Dumpty adalah sesosok telur sahabat dari Puss. Namun karena suatu alasan, Puss menolak ajakan Humpty untuk bekerja sama dengannya. Dengan tekad membersihkan namanya, Puss akhirnya bekerja sama dengan Humpty, serta Kitty untuk mencuri kacang ajaib dari Jack & Jill. Apakah Puss dkk dapat menjalankan misi berbahaya tersebut?  Saksikan aksi kucing pemberani ala Zorro ini.
Puss in Boots adalah film ringan yang menghibur, namun kurang dieksekusi dengan maksimal. 30 menit pertama memang cukup menghibur, namun sisa 60 menit terasa sangat datar dan membosankan. Itulah hal yang saya rasakan saat menonton film ini.
Animasi yang sangat apik ditampilkan dalam film ini, bagaimana dunia Puss in Boots dibuat dengan begitu nyata. Musik yang mendampingi setiap scene juga terasa sangat pas di telinga. Namun dengan mengusung karakter kucing petarung dari Shrek, mungkin banyak fans Shrek merasa kecewa dibuatnya, karena unsur cerita klasik yang kurang banyak, tidak seperti Shrek. Sayapun merasa Puss terasa lebih ‘hidup’ pada Shrek.
Yang patut diacungi jempol adalah Zach Galifianakis, selaku pengisi suara dari Humpty Dumpty. Suara Zach terasa sangat cocok dengan karakter Humpty yang licik, slebor, dan banyak omong.
Singkat kata, Puss in Boots adalah film animasi dengan tampilan menawan, musik yang keren, namun cerita yang cenderung membosankan. Namun tidak ada salahnya menyaksikan aksi kucing berandal yang satu ini!
Read more...

The Adventures of Tintin (2011)

0 komentar

Captain Haddock: ”Sir Francis Haddock was the greatest captain of the seven seas! Why do you think I drink? It’s because I know I’ll never be like him!”
Siapa yang tidak kenal Tintin? Tokoh komik legendaris ciptaan Hergé ini akhirnya diangkat ke layar lebar oleh Steven Spielberg. Namun bukan dalam format 2 dimensi seperti film-film Tintin sebelumnya, The Adventures of Tintin: Secret of the Unicorn dibuat dengan teknologi Weta Digital milik Peter Jackson yang sangat memukau. Diawali dengan opening credits yang unik dan mengingatkan penonton pada serial tv dengan judul yang sama, film ini menyuguhkan sebuah petualangan yang benar-benar menarik untuk diikuti.
Cerita diawali dengan cameo HergĂ© yang melukis wajah Tintin (Jamie Bell), dan dilanjutkan dengan adegan Tintin membeli sebuah model Unicorn, sebuah kapal ternama milik Sir Francis dengan harga murah. Namun tidak disangka, Barnaby (Joe Starr) yang misterius mencoba untuk membeli model Unicorn, dengan dalih bahwa Tintin akan berada dalam masalah besar jika menyimpan modek kapal tersebut. Tak lama kemudian, Sakharine (Daniel Craig) juga mencoba untuk menawar model Unicorn itu, tetapi ditolak Tintin dan iapun membawanya pulang. Namun, kapal tersebut jatuh dan hancur, mengeluarkan sebuah gulungan tanpa disadari oleh Tintin. Di lain tempat, duo polisi Thomson (Nick Frost) dan Thompson (Simon Pegg) sedang mencari seorang copet yang sedang berkeliaran di kota mereka.
Singkat cerita, Tintin diculik di kapal bernama Karaboudjan oleh Sakharine yang mengincar 3 gulungan Unicorn, yang salah satunya sudah dimiliki oleh Tintin. Tidak disangka, ternyata kapten kapal itu, Haddock (Andy Serkis) juga ditawan oleh Sakharine. Haddock adalah cucu dari Sir Francis, dan ia ditawan untuk memecahkan teka-teki Unicorn. Dari situlah petualangan Tintin dan Haddock untuk memecahkan rahasia Unicorn dimulai.
Jujur saja, sebelumnya saya belum pernah membaca cerita Tintin ataupun menonton serial dan filmnya. Yang saya tahu hanyalah karakter Tintin dan Snowy (gak penting juga sih). First impression saya terhadap The Adventures of Tintin lightingnya sangat natural, dan animasinya sangat halus. Terlihat sangat realistis dengan teknologi motion capturenya, tapi tetap menonjolkan unsur animasi komputer layaknya animasi modern belakangan ini.
The Adventures of Tintin dikemas dengan sangat menarik, dipenuhi humor-humor yang mampu mengocok perut, dan juga cerita yang diramu sedemikian rupa sehingga durasi 107 menit berlalu begitu cepat. Scorenya pun mampu mengiringi adegan-adegan seru dengan sangat keren, membuat film menjadi lebih hidup dan nyata. Voice act yang dilakukan Jamie Bell dkk. juga menjadi nilai plus untuk film ini.
Akhir kata, The Adventures of Tintin adalah sebuah film animasi yang sangat seru, menakjubkan, dan sangat disayangkan apabila dilewatkan. Dengan direncanakannya The Adventures of Tintin: Prisoners of the Sun sebagai sekual di tahun 2013, franchise Tintin bisa menjadi salah satu franchise animasi tersukses di Hollywood. Can’t wait to see the sequel!
Read more...
Kamis, 05 Juli 2012

Grave of the Fireflies [Hotaru no haka] (1988)

0 komentar




Seorang anak laki-laki berumur 14 tahun bernama Seita (Tsutomu Tatsumi ) harus menjaga adik perempuannya yang bernama Setsuko (Ayano Shiraishi ) yang berumur 5 tahun, semenjak ibu mereka meninggal dalam perang dunia kedua dan ayah mereka yang sedang berperang tak kunjung pulang. Rumah mereka sudah hancur karena bom. Awalnya mereka tinggal dengan bibi mereka namun akhirnya mereka memilih pergi dan tinggal di bekas tempat penampungan. Di sana, Seita dan Setsuko harus bertahan hidup dalam keadaan pelik di masa perang.


  


Disutradarai oleh Isao TakahataGrave of the Fireflies diadaptasi dari novel karangan Akiyuki Nosaka tahun 1967 yang kehilangan saudarinya ketika perang karena kekurangan gizi. Film yang sarat akan makna dan pelajaran ini mampu menggugah para penonton terutama ketika menyaksikan Seita dan Setsuko yang harus bertahan hidup selama perang. Artwork yang sangat bagus - bahkan seperti bukan diciptakan pada tahun 1988 - menambah nilai plus film ini. Seiyuu (voice actor/actress) bahkan dipilih yang berusia hampir sama dengan tokoh Seita dan Setsuko dan berdialek Kansai karena film ini bersetting di Kobe. Dan ada bonus cameo sang sutradara sendiri di film ini. Recommended movie!
Read more...